Lagu-lagu Natal yang menampilkan tentang Yesus tidak menduduki puncak tangga lagu global, seperti yang dicatat oleh CT baru-baru ini. Lagu-lagu yang popular, kebanyakan merupakan terjemahan dari lagu-lagu Barat. Meskipun lagu-lagu itu kemungkinan bukan asli dari negara tersebut, namun lagu-lagu itu disukai karena kebenaran teologisnya dan karena menceritakan kembali kisah Natal.

Kami meminta para pemimpin dan musisi Kristen yang mewakili sembilan negara dan wilayah untuk membagikan lagu-lagu favorit mereka, baik yang berasal dari Barat maupun dari budayanya sendiri.

Argentina
Mariel Deluca Voth, konsultan pendidikan teologi untuk Amerika Latin dan Karibia, reSource Leadership International:

“La Navidad de Luis,” yang ditulis oleh León Gieco, adalah salah satu lagu Natal favorit saya karena mencerminkan nilai-nilai empati dan solidaritas. Lagu tersebut menyebutkan bahwa Luis tidak menerima anggur dan panettone yang diberikan oleh atasannya karena dia mengerti bahwa amal atau belas kasihan tidak mengurangi kemiskinan dan penindasan. Sebaliknya, ia memilih untuk menerima kata-kata yang diucapkan oleh ayahnya sendiri, kata-kata yang memberinya kehidupan: Yesus seperti saya.

Lagu Natal dari Barat yang menjadi favorit saya adalah “Gloria in Excelsis Deo (Angels We Have Heard on High).” Sebagai seorang anak, saya selalu tinggal di lingkungan perkotaan, tetapi rumah saya memiliki teras besar di mana saya bisa bermain ayunan selama berjam-jam, melihat bentuk-bentuk awan dan mengimajinasikan berbagai cerita. Jadi selama masa Natal, saya akan membuka mata lebar-lebar untuk melihat para malaikat menyanyikan “Gloria in excelsis Deo!” Saya suka lagu ini bahkan sampai hari ini karena saya dapat menerima undangan untuk memuja Yesus dan melakukannya bersama dengan para malaikat, gunung-gunung, dan para gembala.

Tiongkok
Xiaofei Wang, direktur, Xiamen Pastors’ Wives Fellowship:

Lagu Natal dari Tiongkok yang menjadi favorit saya adalah “The Starlit Blessing.” Lirik lagu ini berasal dari Lukas 2:8–14. Liriknya sangat sederhana dan mudah diingat, namun dengan jelas mengungkapkan bahwa kelahiran Tuhan Yesus menerangi hati dunia yang gelap dan membangunkan roh manusia yang tertidur. Dia adalah Terang Injil yang sejati, dan Mesias yang dijanjikan telah datang secara diam-diam. Syukur kepada Tuhan!

Lagu Natal dari Barat yang menjadi favorit di negara kami adalah “Silent Night.” Dengan melodinya yang indah, memberikan perasaan yang sangat damai. Perkembangan dari tiga bagian liriknya menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya harapan kita. Bagian pertama berbicara tentang Perawan Maria dan bayi kudus yang begitu lembut dan halus. Bagian kedua berbicara tentang para gembala dan penghuni surga yang bersukacita. Bagian ketiga mencapai klimaksnya: Allah adalah kasih, dan kasih-Nya dinyatakan melalui Putra-Nya yang kudus, Yesus Kristus, yang membawa anugerah penebusan.

Article continues below

Buletin-buletin gratis

Buletin-buletin lainnya
Tiongkok
Aliece Chen, konselor biblika dan direktur eksekutif, Tree of Life Counseling and Research Center:

Sebagian besar lagu Natal yang saya nyanyikan diterjemahkan dari bahasa Inggris. Pujian “Joy to the World” adalah lagu Natal pertama yang saya dengar ketika saya merayakan Natal sebagai seorang Kristen, dan kami menyanyikannya dalam bahasa Mandarin. Setiap kali saya menyanyikan lagu ini, saya diingatkan akan kemuliaan Tuhan.

Pujian “O Come, All Ye Faithful” adalah lagu Natal favorit saya sepanjang masa. Kisah Natal adalah tentang kabar buruk bahwa tidak peduli seberapa baik atau pintar kita, kita tidak dapat menyelamatkan diri dari masalah—karena masalah terdalam berasal dari diri kita. Namun, kisah Natal juga adalah kabar baik tentang Kristus, yang datang ke dunia ini untuk menyelamatkan kita. Ketika saya menyanyikan lagu ini, hati saya dipenuhi dengan sukacita dan keagungan serta kekaguman akan Dia.

El Salvador
Lucía Parker, artis musik, dinominasikan untuk beberapa Penghargaan Dove dan Penghargaan Grammy Latin:

Lagu “Feliz Navidad” oleh José Feliciano diputar di radio non-stop selama Natal, tidak hanya di negara saya, El Salvador, tetapi di seluruh dunia. Yang mengherankan, kami menyukai banyak tarian salsa dan merengue serta musik tropis selama Natal, karena itu artinya kami dapat menari saat keluarga berkumpul. Anda akan mendengar lagu-lagu Natal Amerika di mal, tetapi pada kenyataannya, musik salsa-lah yang digunakan semua orang untuk menari dan merayakannya.

Lagu-lagu Natal dari Barat yang menjadi favorit saya adalah segala sesuatu yang berbicara tentang salju dan cuaca dingin, seperti “Let It Snow” atau “The Christmas Song.” Tempat saya dibesarkan di El Salvador, suhunya 90 derajat selama Natal, jadi lagu-lagu ini akan membawa saya ke tempat yang hanya bisa saya impikan atau lihat di film. Saya tidak dibesarkan dengan cerobong asap, manusia salju, atau rusa kutub, jadi saya hanya menyukai yang klasik-klasik.

Article continues below
Gambia
Marie Gomez, penyanyi, penulis lagu, dan pemimpin ibadah, Abiding Word Ministries:

Lagu Natal favorit saya dalam bahasa Wolof, bahasa lokal saya, adalah “Cha Betlehem (Di Betlehem).” Lagu ini menceritakan seluruh kisah Natal: menarasikan semua peristiwa di Betlehem saat kelahiran Yesus, pemberitaan oleh para malaikat, bintang-bintang di langit, dan orang Majus. Dalam lagu ini kisah Natal disederhanakan agar dapat dipahami oleh orang-orang dari segala usia dan latar belakang pendidikan dalam bahasa yang mereka mengerti.

Lagu Barat favorit saya adalah “O Come, All Ye Faithful.” Lagu ini sangat istimewa bagi saya karena ini adalah sebuah panggilan bagi semua orang yang percaya kepada Yesus untuk melihat Raja yang baru lahir, untuk berbaris dengan penuh kemenangan dan melihat di mana Ia dibaringkan, Sang Raja dari para malaikat. Ini adalah panggilan untuk memuja dan menyembah di kaki-Nya.

Italia
Sarah Breuel, direktur dan koordinator pelatihan penginjilan Revive Europe, IFES Europe:

Aslinya ditulis dalam bahasa Latin, lagu “Veni, Veni, (O Come, O Come) Emmanuel” sangat mirip dengan bahasa Italia “Vieni, Vieni, Emmanuel.” Jiwa saya selalu tersentuh dengan versi instrumental dari lagu ini dengan kemegahan suara cello, seakan membawa saya ke tempat yang saya rindukan. Baris “mourns in lonely exile” dalam bahasa Latin adalah gemit in exilio, yang secara harfiah dapat diterjemahkan menjadi “berkeluh kesah dalam pengasingan.” Hal ini membuat saya berpikir tentang rintihan umat Allah di Mesir (Kel. 2:23). Sungguh gambaran yang kuat tentang kedatangan Imanuel!

Saya suka bahwa “O Come, All Ye Faithful” adalah lagu yang penuh pujian. “O come, let us adore Him”—Saya sering menyanyikan hanya satu baris ini saja secara berulang-ulang. Bagian tersebut membangkitkan jiwa saya untuk melakukan apa yang sebenarnya menjadi tujuan kita diciptakan: pemujaan murni kepada Kristus sebagai Tuhan. Pujian ini mengundang orang beriman untuk datang dan melihat. Lagu ini memanggil paduan suara para malaikat. Pastinya, karena Dia datang, kita bersukacita dan mengalami kemenangan!

Indonesia
Lidya Siah, dosen teologi ibadah dan sejarah ibadah, Sekolah Tinggi Teologi Reformed Indonesia:

Lagu Natal favorit saya yang berasal dari Indonesia adalah “Yesus Arti Natalku (Jesus, the Meaning of My Christmas).” Liriknya yang indah ditulis oleh Pdt. Budianto Lim, suami saya, dan melodinya diciptakan oleh Cindy Pelenkahu, seorang anggota Gereja Presbiterian Bukit Batok (Indonesia) di Singapura. Diawali dengan pesan Natal tentang kelahiran Kristus untuk menyelamatkan umat manusia, lagu tersebut diakhiri dengan respons pribadi untuk melayani dan menyembah Sang Juruselamat, yang menjadi makna Natal yang sebenarnya.

Article continues below

Lagu Natal dari Barat yang menjadi favorit saya adalah “Mary’s Boy Child” oleh Jester Hairston. Lagu itu memiliki kisah Natal yang lengkap di dalamnya dan pesan inti yang berbicara kepada saya hingga hari ini: “And man will live for evermore, because of Christmas Day (Dan manusia akan hidup selama-lamanya, karena Hari Natal).” Kristus telah lahir agar saya dapat hidup. Terima kasih, Tuhanku.

Portugal
Connie Main Duarte, pendeta, Meeting Point Church:

Portugal, sebagai sebuah negara Katolik, memiliki beberapa musik Natal, tetapi itu bukan bagian dari tradisi Injili yang sudah ada lebih dari 150 tahun. Gereja-gereja Injili meminjam dari tradisi musik Protestan dan menerjemahkan himne-himne Natal itu ke dalam bahasa Portugis. Lagu favorit saya adalah “Joy to the World (Kesukaan bagi Dunia).” Lagu ini menjadi pengingat terus-menerus akan sukacita yang kita miliki, bukan karena keadaan kita, melainkan karena berada di dalam Tuhan.

Lagu yang lebih tradisional “O Come, All Ye Faithful (Hai Mari Berhimpun)” adalah murni pujian dan pemujaan—sesuatu yang tidak kita kerjakan dengan baik. Teologinya sederhana, serta menggugah hati dan pikiran untuk berfokus kepada Tuhan yang menjadi manusia!

Juga, lagu “Mary, Did You Know?” memberi kita kisah yang lengkap tentang Yesus. Bukan hanya kelahiran-Nya tetapi juga identitas-Nya sebagai Tuhan dan karya-Nya di kayu salib. Lagu ini mengarahkan kita ke masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Puerto Riko
Brenda Rodriguez, direktur mobilisasi misi, Christian and Missionary Alliance–distrik Puerto Riko:

Saya suka lagu-lagu Natal budaya kami atau aguinaldos, yang sangat mirip dengan lagu-lagu Natal tetapi dengan semarak dan instrumen-instrumen ala Karibia. Musik kami mencakup instrumen perkusi seperti pleneras, marakas, güiros, dan rebana, serta gitar dan cuatros Spanyol—perpaduan berbagai instrumen yang dihasilkan dari peleburan tiga budaya kami: Indian Taíno, Spanyol, dan Afrika. Lagu-lagu itu mengingatkan saya pada keluarga yang berkumpul untuk mengunjungi rumah-rumah yang berbeda sepanjang malam dan berkeliaran sampai jam 6 pagi. Rumah terakhir yang dikunjungi akan menyambut semua orang dengan jamuan sarapan kopi, roti, dan buah-buahan.

Article continues below

Lagu Natal favorit saya adalah “El Niño Jess” oleh Tony Croatto. Lagu ini bercerita tentang bagaimana orang kadang-kadang bisa sangat religius sehingga mereka lupa arti sebenarnya dari Natal. Lagu itu membawa sukacita dan kadang-kadang air mata bagi saya.

Satu-satunya ingatan saya tentang lagu-lagu Natal dari Barat adalah ketika saya masih di sekolah menengah di Miami, di mana saya belajar “Little Drummer Boy.” Saya suka liriknya:

Aku tak memiliki hadiah apa-apa …
yang layak dipersembahkan kepada Raja kita …
Aku hanya bisa memainkan drum bagi-Nya …
Aku memainkan yang terbaik untuk-Nya …
Lalu Ia tersenyum kepadaku.

Ukraina
Natalia Bulka, pemimpin regional: Cru Student Led Movements, wilayah Eropa:

Lagu Natal Ukraina yang menjadi favorit saya adalah “Спи, Ісусе, спи! (Tidurlah, ya Yesus, Tidurlah!).” Banyak lagu Ukraina ditulis dalam kunci-kunci minor, yang mencerminkan sejarah dari negara ini dan penderitaan yang dialaminya. Lagu ini unik karena menawarkan cinta dan empati, dengan mencoba menghibur bayi Yesus dan menjaga tidur-Nya. Pada saat yang sama, lagu ini mengungkapkan bahwa kita adalah orang-orang yang akan mempersiapkan salib bagi-Nya, yang akan Ia tanggung demi kita. Baris terakhir lagu ini tertulis: “Biarkan aku di samping-Nya, beristirahat / Di sini di bumi dan di sana di surga.” Baris terakhir ini menawarkan harapan dan jaminan bahwa bersama Dia ada kedamaian, apa pun yang terjadi.

Lagu “Mary, Did You Know?” adalah lagu Natal dari Barat yang menjadi favorit saya. Sungguh suatu misteri yang melampaui pemahaman manusia saat mengetahui Allah yang agung itu menjadi seorang bayi laki-laki. Terkadang saya bertanya-tanya apakah adil untuk bertanya kepada Maria tentang apakah dia tahu. Apakah kita selalu tahu? Bagaimana Anda bisa tahu tentang yang suci di dalam yang terbatas? Sangatlah berisiko untuk melihat dan dilihat seperti itu. Namun demikian, Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya setelah dia setuju untuk berkata, “...jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk. 1:38).

Diterjemahkan oleh Vika Rahelia.

-

[ This article is also available in English. See all of our Indonesian (Bahasa Indonesia) coverage. ]