Karena Gereja Presbiterian di Taiwan memiliki kaitan sejarah untuk mendorong terjadinya kemerdekaan, sebagian besar jemaat Tionghoa di AS menghindar untuk menyoroti polarisasi politik yang sedang berlangsung.
Même le groupe religieux le plus favorable aux armes à feu est d’accord avec le reste du pays sur certaines propositions visant à en restreindre l’accès.
Para anggota jemaat menunjukkan “kepahlawanan dan keberanian yang luar biasa” saat mereka mengejar pria bersenjata itu, yang menewaskan satu orang dan melukai lima orang lainnya.