Pada Gereja Kristen di Barat, puncak kalender liturgikal adalah Paskah. Bagi Gereja Timur, puncaknya adalah Natal. Gereja Barat melihat harapan utama umat manusia di dalam kisah Juruselamat kita yang mati untuk menyelamatkan orang-orang berdosa (“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini …”). Gereja Timur menganggap Natal sebagai nilai tertinggi karena harapan ditemukan di dalam kenyataan bahwa Tuhan bergabung, menjelma, berinkarnasi dengan kosmos (“Firman itu telah menjadi manusia …”).

Baik bagi Gereja Timur maupun Barat, perayaan Prapaskah (masa menjelang Paskah) dan Adven (masa menjelang Natal) adalah suci dan secara historis diprioritaskan untuk membantu umat Kristen dalam kehidupan iman yang kokoh.

Minggu, 27 November menandai hari pertama Adven tahun ini. Biasanya, Adven dijalani dengan pemikiran, Apakah Adven sudah tiba? Sayangnya, momen itu seringkali menjadi terlambat untuk merencanakan pengalaman Adven yang bermakna.

Merencanakan untuk Mempraktikkan

Saya selalu heran bahwa sedikit saja pemikiran ke depan dapat mengubah kehidupan rohani kita. Ada banyak sekali cara kreatif untuk mempraktikkan Adven. Ini salah satu contoh dari keluarga kami:

Saya selalu heran bahwa sedikit saja pemikiran ke depan dapat mengubah kehidupan rohani kita.

Kami meluangkan waktu di masa menjelang Natal untuk ibadah keluarga setiap hari. Kami merayakan setiap malam tepat sebelum putra bungsu saya pergi tidur. Ibadahnya tidak rumit, tetapi dilakukan secara intensional—dan putra-putra kami tampak menikmatinya.

Beberapa tahun terakhir ibadah keluarga kami berjalan seperti ini:

1. Atur suasananya: Salah satu putra kami menyalakan lilin di atas karangan bunga Adven kami yang sederhana. Kemudian kami membahas beberapa aspek dari tema setiap lilin (pengharapan, damai sejahtera, sukacita, kasih). Sebagai contoh, selama minggu “pengharapan” setiap malam kami mengajukan pertanyaan seperti, “Mengapa kedatangan Yesus membawa harapan bagi orang-orang yang terpinggirkan seperti para gembala?” atau “Mengapa disebut harapan ketika orang-orang dari agama lain, seperti orang Majus, menjadi bagian dari kisah Yesus?”

2. Baca: Kami membaca setiap hari dari The Advent Book. Kami membuka 1 pintu baru (setiap halaman dari buku ini adalah sebuah pintu artistik) dan kami membaca sebagian dari kisah Adven. Terkadang kami meninjau beberapa pintu sebelumnya terlebih dahulu. Seiring anak-anak saya bertumbuh, mereka didorong untuk membaca. Dan ketika mereka masih muda, kami memainkan permainan tambahan seperti “Ketuklah Pintu” atau “Temukan binatang yang tersembunyi dalam karya seni di setiap halaman.”

Article continues below

Buletin-buletin gratis

Buletin-buletin lainnya

3. Ciptakan suatu tradisi: Salah satu putra kami menyematkan ornamen kecil pada pohon flanel tua dan usang yang sangat berharga bagi istri saya sejak dia masih kecil.

4. Ibadah: Kami menyanyikan lagu Natal yang sesuai dengan usia mereka, seperti “Di Dalam Palungan.”

5. Penutup: Salah satu putra kami meniup lilin.

Secara keseluruhan, ibadah ini hanya berlangsung selama 15 menit. Ini memberi kami banyak kesempatan untuk membagikan mengapa inkarnasi begitu penting bagi kami, bagaimana Tuhan menghargai orang-orang yang terpinggirkan, dan untuk membangun penantian akan Natal yang penuh harapan (praktik mengenai kepuasan yang tertunda).

Kami juga melibatkan orang-orang lain: anak tetangga, teman serumah (kami tinggal di rumah komunal) dan para tamu rumah.

Banyak cara untuk merayakan

Putra tertua saya sekarang berusia 10 tahun. Dia dan saudara-saudaranya siap untuk eksplorasi yang lebih mendalam tentang tema-tema rohani yang penting dari masa Adven.

Tahun ini, saya pikir kami akan menaruh buku Adven di atas meja kopi di mana putra-putra kami dapat membacanya kapan saja mereka mau. Namun alih-alih menggunakan buku itu selama ibadah keluarga di malam hari, kami akan mencoba mengadakan percakapan sederhana dengan membahas satu hingga tiga ayat dari Yohanes 1 per malam.

Harapannya, melalui hal ini akan:

Memperluas Kristologi anak-anak (mereka memahami tentang siapa Yesus dan mengapa Dia datang.)
Meningkatkan kapasitas mereka untuk mengajukan pertanyaan yang lebih mendalam tentang Alkitab.
Mendorong untuk menghafalkan beberapa ayat iman yang penting: Yohanes 1:1, 1:12 dan 1:14.

Saya malu untuk mengakui bahwa saya pernah bergumul untuk menemukan cara yang teratur agar memasukkan pembacaan dan penghafalan Alkitab ke dalam praktik keluarga kami. Saya sangat bersyukur para tokoh iman dari gereja mula-mula mengimpartasikan ritme seperti Adven untuk membantu kami bertumbuh dan memelihara rumah tangga kami secara rohani.

Apakah Anda akan berlatih juga?

Jadi, sekaranglah waktunya untuk mempersiapkan ibadah Adven Anda. Baik Anda merayakannya sendiri atau bersama orang lain, baik pesertanya muda maupun tua, saya yakin bahwa praktik ini akan memperdalam pengalaman rohani Anda dan memperluas imajinasi profetis Anda.

Saat Anda berencana untuk merayakan Adven bersama keluarga, gereja, atau pertemuan lainnya, berikut ini adalah beberapa tips:

Article continues below

• Pastikan bacaan Anda singkat.

• Siapkan waktu, baik untuk mediasi atau percakapan seputar tema.

• Mengintegrasikan berbagai indra: penciuman (melalui lilin), penglihatan (melalui gambar), pendengaran (melalui musik), peraba (seperti melalui pohon flanel tua dan usang) dan bahkan perasa (tidak ada yang lebih nikmat daripada kue Natal.)

• Bagikan pengalaman itu dengan orang yang Anda sayangi. Bahkan jika Anda tidak tinggal di rumah komunal, ibadah bersama dapat dilakukan dengan FaceTime, Google Hangout, atau Skype.)

Hal-hal tersebut di atas adalah beberapa contoh dari yang pernah kami terapkan. Pemikiran kreatif apa yang dapat Anda tambahkan ke dalam pembahasan ini?

Diterjemahkan oleh Maria Fennita S.

-

[ This article is also available in English and Français. See all of our Indonesian (Bahasa Indonesia) coverage. ]